ARTIKEL LAINNYA
Rabu, 27 Agustus 2008
Sudah Mantapkah Keyakinanmu…?
Saudaraku, Tiada Tuhan selain Allah yang menjamin segenap makhluk yang yakin dengan jaminan-Nya. Tidak ada satupun penghalang jaminan Allah, kecuali su'uzhan dari makhluk itu sendiri. Memang, Dia sesuai dengan sangkaan hamba-Nya.
Seorang hamba yang sangat yakin akan pertolongan-Nya, maka dengan keyakinannya itulah Allah akan menolongnya. Seorang hamba yang yakin do'anya akan diijabah, maka tidak ada keraguan sama sekali, Allah pun akan mengijabah do'a-do'anya seorang hamba yang yakin Allah akan membebaskannya dari kesempitan dan kesulitan yang sedang dihadapinya, dan begitu bulat keyakinannya itu maka Allah pun akan membebaskannya dari segala kesempitan dan kesulitan.
"Dan apabila hamba-hambaKu bertanya tentang Aku Maka (Jawablah) Bahwa Aku Adalah Dekat (QS. Al-Baqarah [2]: 186).
Sebaliknya kalau seorang hamba ragu-ragu terhadap pertolongan Allah, tetapi lebih yakin dengan kemampuan dirinya sendiri atau dengan pertolonan makhluk-makhluk, maka jangan salahkan siapa pun kalau hidup ini akan diliputi kekecewaan. Mengapa? Karena Allah telah menjelaskan "Anaa 'indazhanni 'abdibi...." Aku- firman-Nya dalam sebuah hadits qudsi- sesuai dengan persangkaan hamba-Ku!
Dengan demikian, siapapun yang ingin hidupnnya selalu dibela, dilindungi, dimudahkan urusannya, dan dikabulkan do'a-do'anya oleh Allah tetapi tidak pernah bersungguh-sungguh meningkatkan mutu keyakinannya kepada Allah Azza Wa Jalla, maka tampaknya semua keinginan itu tak lebih hanya angan-angan belaka.
Padahal justru keyakinan yang semakin mantap kepada Allah inilah kekayaan termahal, yang akan membuat hidup kita sepelik, sesulit dan serumit apapun, akan mudah ditemukam jalan keluarnya. Sehebat apapun berkecamuknya urusan dan masalah, sama sekali tidak akan sampai mengaduk-aduk kalbu kita. Seberat apapun beban yang kita pikul, tidak akan membuat kita roboh. Sungguh keyakinan kepada Allah tidak bisa tidak akan membuat semua urusan akan menjadi lebih mudah dan lebih ringan. Karena, Allah lah satu-satunya zat maha pengurus segala urusan. Dialah yang akan menjamin segala urusan kita.
Semoga Allah menolong kita menjadi orang yang selalu rindu bisa mengenal Allah dengan baik dan diberi karunia keyakinan yang mantap. Wallahu'alam
Dzikir Melapangkan Hati
Sholawat Membuat Wajah Bersinar
Keutamaan Subhanallah
Dosa Seluas Lautan Pun Pasti Diampuni
Hiasi Rumah dengan Zikir
Keutamaan Bacaan Tasbih
Dinaungi Rahmat Allah
menggugurkan kandungannya. Setelah itu, hidup wanita ini mulai menyedihkan. Wanita cantik ini terjatuh ke lembah nista. Hingga suatu ketika, tersiar kabar yang menyakitkan, wanita ini terserang HIV. Sungguh malang nasib anak seorang perwira tinggi ini. Ia harus masuk ruang isolasi di rumah sakit, tubuhnya kurus kering, layu, dan raib sudah kecantikannya. Ketika bertemu wanita ini, saya tanyakan kenapa sampai seperti ini. Dia cerita semua, salah satunya patah hati karena cinta, calon suaminya menghamili cewek lain hingga ia rela terjerumus ke lembah nista itu tadi. Akhirnya, kami tuntun ia dalam berzikir.. Ternyata wanita ini bersungguh-sungguh dalam tobat, menangis, menyesal atas tindakannya di masa lalu. Setelah pulang, kami bersama puluhan jamaah salat, berzikir, dan air hasil doa itu diminumkan ke wanita malang tersebut. Apa yang terjadi, sungguh ajaib. Setelah darahnya dites lagi, esoknya, dokternya sampai heran sendiri; wanita itu dinyatakan sembuh! Virus HIV yang sempat positif, kini ternyata negatif! Wanita ini, Masya Allah, sujud syukur kepada Allah, melanjutkan sisa hidupnya dengan banyak istigfar, bertobat, ibadah, dan setiap malam bersunyi-sunyi dengan Allah. Menjadi wanita yang banyak mengingat Allah. Akhirnya, wanita itu mendapat jodoh seorang dokter, tampan, dan duda. Mereka sekarang hidup bahagia sebagai keluarga yang sakinah, tenteram, bahagia, dan Insya Allah selalu berada dalam naungan rahmat Allah. Itulah kisah nyata seorang wanita malang, yang karena tobat dan banyak mengingat Allah di waktu pagi dan petang, sehingga Allah pun memberinya hidayah. Dalam Al-Quran, surat Ali Imran:41, Allah berfirman: "…Dan sebutlah (nama) Tuhan sebanyak-sebanyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari." Kisah ini sebagai gambaran nyata, bila kita bersungguh-sungguh bertobat kepada Allah dengan banyak mengingat-Nya, niscaya Allah akan memberi jalan keluar. Semua itu karena pertolongan Allah, melalui zikir-zikirnya yang tidak pernah henti dilafalkan, siang malam, saat duduk atau berbaring, dan bahkan wanita itu amatlah khusyuk ibadahnya. Bila kita rajin berzikir, niscaya akan merasakan banyak sekali manfaatnya. Bagi yang lisannya tidak melalaikan Allah dengan zikir-zikirnya, niscaya orang tersebut dijauhkan dari godaan setan, zikirnya mampu mengekang setan, menangkal dan menghancurkan setan. Dalam surat Al-Maaidah:91, Allah berfirman: "Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian diantara kamu karena (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat; maka berhentilah kamu (mengerjakan pekerjaan itu)." Zikir yang kita lantunkan ini, atas seizin Allah, mampu mendatangkan nikmat dan menolak segala balak. Juga, apabila kita gemar berzikir, Allah senantiasa rida. Sedangkan dampak positif zikir yaitu hilangnya rasa sedih dan gelisah di hati, timbul rasa bahagia, hati menjadi lapang, kuat dan bercahaya. Bahkan, zikir itu menguatkan kalbu maupun badan kita. Pengalaman kami, dari para jamaah yang datang, tampak sekali bahwa orang yang gemar berzikir, cenderung lebih tahan dari penyakit. Orang yang gemar zikir itu juga tampak lebih berwibawa, memiliki karomah, martabat, dan disegani oleh orang lain. Itulah sebabnya, orang yang gemar berzikir, akan lebih dicintai dan disenangi oleh orang lain, melahirkan kecintaan, sehingga zikir pula mampu membuka lahan rezeki. "Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyembah Tuhannya pagi dan petang sedang mereka menghendaki keridaan-Nya." (Al-An'am:52) Termasuk faedah zikir adalah mampu mengangkat manusia ke maqom ihsan (derajat beribadah kepada Allah seakan ia melihat-Nya) Juga melahirkan inabah (dorongan jiwa selalu kembali kepada Allah). Bagi orang yang senang berzikir, kedudukannya dekat dengan Allah, dibukakan semua pintu ilmu sehingga pezikir akan merasakan kebesaran Allah. Setiap yang ingat Allah, Allah pun akan mengingat kita. Karena itu, zikir juga bermanfaat membuat seorang hamba diingat di sisi Allah. Zikir termasuk tiga hal, yaitu menghidupkan hati yang mati atau beku menjadi lembut dan tidak keras. Kedua, zikirlah sebagai makanan hati dan roh kekasih Allah. Serta ketiga, zikir bermanfaat membersihkan hati dari kotoran. Siapa pun yang gemar berzikir maka jiwanya akan senantiasa dekat dengan Allah. Begitu banyak faedah zikir ini sehingga membuat mereka tidak akan menuai kerugian sedikit pun. Justru zikir-zikir kita menjadi penolong kita di saat kesempitan, sebagai penyelamat dari azab Allah, dan pezikir akan diberkahi Allah di mana saja. Ibarat kumandang azan, bila berzikir sendirian maka akan didengar oleh orang-orang sekitarnya. Tetapi, bila azan massal dan serentak maka suara ini akan lebih menembus langit, menghenyak kesunyian malam, dikerumuni malaikat, dan yang lebih penting akan dibanggakan oleh Allah di hadapan para malaikat. Suara pezikir diingat di langit tertinggi. Karena zikir kita ini sebagai sumber kekuatan kalbu dan kemuliaan jiwa yang didengar oleh langit. Obat dari segala obat kesusahan, gelisah, dan malapetaka, tak ada lain kecuali dengan berzikir kepada Allah. Zikir itu akan mampu menghadirkan ketenangan bagi jiwa dan raga kita. Dengan sering berzikir, otomatis kita akan menjaga lidah dari perkataan yang dilarang oleh Allah sehingga kita tidak tergolong orang merugi dan menyesal di hari kiamat. Karena setiap pezikir niscaya kelak akan berada di bawah naungan Allah di hari kiamat. Zikir ini adalah pintu menuju Allah. Bagi setiap pezikir, hatinya tidak akan lalai, tetapi selalu terjaga. Bila kita ingin mencapai tahap makrifat, jalan menujunya juga hanya bisa dilewati melalui pintu zikir. Ibaratnya, zikir adalah pohon makrifat bagi orang-orang yang mencari jalan menuju Allah. Ini karena setiap pezikir memang dekat dengan Allah. Dan, Allah sendiri akan membanggakan para pezikir kepada malaikat. Zikir mampu sebagai penyatu hati orang beriman, sekaligus pemecah hati musuh Allah. Zikir membuat kita mendekatkan kepada akhirat dan menjauhkan dari dunia, karena zikir akan membuat hati selalu terjaga, juga melembutkan hati.***
Kamis, 07 Agustus 2008
Mencari Selamat dengan Dzikir
"Siapa yang membaca tiap habis shalat, Subhanallah 33 kali, Alhamdulillah 33 kali, Allahu Akbar 33 kali, lalu untuk mencukupkan bilangan seratus membaca 'Laa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lahu, lahul-mulku walahul-hamdu wahuwa 'alaa kulli syai'in qadier' maka akan diampunkan baginya semua dosa-dosanya meskipun sebanyak buih air laut." (HR Muslim)
Dalam mengarungi kehidupan ini kita tidak akan terlepas dari berbuat kesalahan. Memang itulah kodrat sebagai manusia, di mana keinginan ruh yang selalu mengarah ke jalan lurus yang diridhai Allah selalu berhadapan dengan nafsu yang didukung syetan untuk menyesatkan, mendorong dan menjerumuskan manusia ke jalan kemungkaran.
Tarik-menarik kedua kekuatan inilah yang menyebabkan manusia tidak senantiasa hanya berbuat baik, tapi kadang juga memperturutkan hawa nafsu dan kehendak syetan. Dengan kelihaiannya yang mumpuni, syetan sanggup menggelincirkan setiap orang. Mereka sanggup menyeret manusia untuk mendukung, menyokong, dan membela mati-matian program-programnya, yang pada akhirnya tanpa terasa manusia telah bergumul dengan lumpur dosa.
Dosa-dosa manusia itu bisa semakin lama semakin menumpuk dan semakin menenggelamkan ke jurang kenistaan. Dan apabila dibiarkan terus-menerus tanpa ada usaha untuk membersihkannya, ini merupakan suatu malapetaka yang sangat besar, karena jahanam sudah siap untuk melumat tubuh yang penuh noda.
Suatu kebodohan besar bila kehidupan dunia fana ini melalaikan kita dari mengingat Allah. Suatu yang amat sangat disayangkan, bila kehidupan yang sementara ini digunakan hanya untuk kesenangan dan kebahagiaan semu, tanpa dilengkapi persiapan diri untuk menghadap kepada-Nya. Apakah tidak disadari bahwa semua fasilitas hidup yang kita punyai dan semua yang kita cintai akan kita tinggalkan bila maut merenggut dan nyawa melayang? Suatu kerugian perniagaan akan kita dapati, bila kita hanya sibuk memenuhi kebutuhan dan kesenangan nafsu. Penyesalan kemudian tiada arti bila jatah hidup telah berakhir.
Langkah dan strategi syetan untuk membawa ummat manusia ke jalan kesesatan memang luar biasa. Sesuatu yang sudah jelas-jelas dosa bisa dijadikan samar-samar. Yang menjijikkan dan hina bisa dibikin enak dan terhormat, hingga timbul slogan 'yang haram menyenangkan, yang halal menyusahkan'. Itulah kerja syetan yang tahu akan kelemahan manusia dan mampu menjadikannya bulan-bulanan sasaran ideologinya. Mereka memang mengajak untuk kufur kepada Allah swt agar sama-sama menjadi penghuni neraka.
Perasaan dendam dan sakit hati Iblis terhadap ummat manusia berawal sejak permulaan Adam diciptakan. Iblis telah menolak perintah Allah untuk bersujud kepada Adam, karena merasa dirinya lebih lebih baik.
Dengan peristiwa itu Iblis diusir dari surga dan bersiap-siap bersama anak cucunya menjadi penghuni neraka di akhirat nanti. Untuk itulah mereka berusaha keras untuk menghalang-halangi manusia dari jalan lurus. Mereka akan mendatangani manusia untuk menggoda dari muka, belakang, kanan dan kiri, dan segala arah yang mungkin. Syetan juga tidak pernah beristirahat dari upayanya itu, baik siang maupun malam.
Repotnya syetan itu boleh dibilang makhluk tanpa bentuk. Jadi tidak ada jalan lain untuk menghadapi tipu daya syetan kecuali selalu meminta lindungan dan pertolongan Allah swt. Tanpa pertolongan dan lindungan-Nya kita akan babak-belur dibuatnya. Kita akan terseret bujuk rayunya dan mengikuti jejaknya.
Pendekatan diri kepada Allah sangatlah penting untuk menangkal segala macam godaan dan bujuk rayunya. Dengan ibadah yang intensif tanpa meninggalkan apa yang Allah wajibkan, ditambah ibadah-ibadah sunnah dan do'a-do'a yang selalu kita panjatkan agar Allah memberikan pertolongan, perlindungan dan ampunan-Nya, insya-Allah syetan tak akan berkutik mengahadapi kita. Apalagi ditambah dengan dzikir yang tak pernah berhenti, tambah menyingkirkan Iblis dengan para pengikutnya.
Dzikir yang khusyu' dan mantap serta manifestasinya dalam kehidupan sehari-hari akan membuat diri menjadi tenang dan selalu merasa terawasi oleh Allah Sang Maha Tahu. Di samping itu dzikir bisa membuat Allah swt berkenan mengampuni dosa-dosa, seperti bunyi hadits di atas tadi. Karenanya tentang dzikir itu perlu dilakukan kajian lebih mendalam.
Pertama, Subhanallah. Kata-kata ini senantiasa kita baca setiap selesai shalat dan dalam kesempatan yang lainnya. Apa dampaknya dalam diri, dan apa reaksi, manifestasinya dalam hidup kita?
Subhanallah yang berarti Maha Suci Engkau Ya Allah ini mengandung makna tiada yang suci, tiada yang agung, tiada yang bersih, selain Dia saja. Kita manusia tidak ada satu pun yang suci bersih dari noda dan lumpur dosa. Kita tidak bisa mengklaim diri sebagai manusia suci. Begitu banyak jalan yang membuat manusia terjerumus lumpur dosa.
Noda-noda itu perlu kita bersihkan sebelum menghadap Allah yang memiliki kesucian. Allah tidak akan memasukkan seorang hamba yang kotor penuh noda ke sisi-Nya. Allah akan membersihkan dulu kotoran itu lewat tempat yang sudah disediakan yaitu jahannam.
Usaha yang kita lakukan agar tidak tergolong orang-orang yang mesti melewati jahanam dulu sebelum diterima Allah disurga adalah berusaha keras membiasakan diri hidup suci dan tidak berhenti meminta ampunan kepada-Nya. Bersikap bersih dan suci itu mencakup segala bentuk pekerjaan yang kita geluti. Di kantor kita berusaha keras untuk tidak tergiur oleh lipatan-lipatan uang yang bukan hak kita, yang bisa menodai kesucian. Di pasar kita usahakan jangan mengurangi timbangan dan mendustai orang dengan barang-barang yang kita jual. Baju atau celana palsu dibilang asli, kualitas rendah dibilang kualitas tinggi. Di sawah para petani jangan membelokkan jatah, bujangan dan perawan jangan terjebak oleh nafsu birahi sesaat tanpa akad nikah terlebih dahulu. Bila hal-hal seperti ini sudah bisa dilakukan, barulah dikatakan bacaan Subhanallah kita pada setiap habis shalat ada manifestasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Kedua, Alhamdulillah. Segala puji hanya untuk Allah. Puji dan sanjung sering kita dengar untuk melambungkan perasaan seseorang yang kebanyakan gila sanjungan. Penghormatan yang berlebih-lebihan pada sesama manusia tidak aneh lagi kita dengar. Penghargaan yang melampaui batas sering dilontarkan manusia yang punya jiwa penjilat. Memang sanjungan merupakan senjata untuk melemahkan dan meluluhlantakkan kekerasan hati seseorang. Pujian bisa menghanyutkan kalbu seorang manusia agar bermurah hati memberikan segala yang diminta. Penghormatan dan penghargaan yang berlebihan adalah strategi politik yang halus sehingga membius insan Tuhan yang dimabuk pujaan.
Pujian dan pujaan yang merupakan hak dan milik Allah telah direbut manusia-manusia yang melupakan kodrat sebagai makhluk tiada daya. Manusia lupa akan asal penciptaanya yang hanya dari sesatu yang menjijikkan, yang hina, yang lemah, yang terbuang, yaitu segumpal darah. Manusia terbuai dan merasa memiliki pujian itu. Sungguh keterlaluan dan melampaui batas manusia yang gila hormat. Tuhan yang menciptakannya disejajarkan atau disamakan dengan kedudukannya.
Sesungguhnya puja dan puji sanjung hanyalah milik Allah. Hanya Dia yang patut kita tempatkan pada posisi yang sangat terpuji dan terhormat. Dialah pemilik dari semua penghargaan. Segala puji hanya bagi Allah, bukan bagi yang lain. Tidak ada yang abadi di dunia ini. Tidak ada yang kekal dan tetap. Segala yang kita raih, prestasi, kejuaraan, atau kekayaan, semuanya akan kita tinggalkan dikarenakan usia yang semakin senja, bencana yang menimpanya, atau kematian yang menyelesaikan perjalanan hidup. Kita akan kembali kepada Allah dengan penyesalan yang tiada tara, bila demikian adanya.
Ketiga, Allahu Akbar, hanya Allah yang Maha Besar. Bila kita renungi dan pikirkan asal kejadian manusia, kejadian alam, bumi langit seisinya yang seolah tiada berbatas, kejadian makhluk-makhluk lainnya seperti hewan dan tumbuhan, kita akan berucap "Allahu Akbar." Engkau Maha Besar, Engkau Maha Agung, ya Allah.
Kejadian makhluk yang berasal dari saripati tanah, juga menyimpan rahasia yang luar biasa. Dari sperma, yang terbentuk karena dikonsumsinya makanan dengan gizi cukup, setelah bersatu dengan sel telur terjadilah segumpal darah, yang lama-kelamaan berubah bentuk menjadi janin. Setelah Allah meniupkan ruh, janin itu terlahir dalam ujud seorang bayi, lantas berkembang hingga menjadi manusia dewasa. Apakah layak, bila semasa hidup, manusia yang berasal dari zat yang sangat lemah itu berbangga diri dengan berjuta lagak dan gaya? Sementara dengan satu tiupan saja nyawanya bisa melayang, kemudian ia menjadi bukan apa-apa lagi? Betapa yang lebih layak diagungkan adalah sang empunya ide, yakni Allah, yang telah mengatur siklus itu sedemikian bagusnya?
Demikian juga kejadian tumbuhan. Dari bentuk biji yang tertanam, tersirami air, tunas-tunas mulai tumbuh, membelah tanah, mekar menjadi batang dan daun. Batang semakin besar, daun semakin lebar, bungapun merekah, hingga akhirnya muncul buah yang segar dan ranum. Betapa indahnya proses itu. Pada saatnyapun batang, buah, daun, dan seluruh pohon itu akan mati dan kembali menjadi tanah. Luar biasa.
Kejadian manusia dan tumbuhan itu patut menjadi perenungan bagi kita. 'Allahu Akbar', hanya itu yang patut kita ucap atas segala ke-Mahabesar-an dan ke-Mahakuasaan-Nya. Hanya Dia yang Maha Agung, Maha Perkasa, dan Maha Segalanya. Hanya Dia yang kita besarkan, bukan pak RT, bukan raja, bukan kepala bagian, bukan direktur, bukan bintang film, seniman, budayawan, dan bukan pula penyanyi. Semua itu kecil, semua tidak ada arti, apalagi sampai menandingi-Nya.
Tasbih, tahmid, dan takbir yang kita ucapkan setiap saat, ditambah dengan manifestasinya, yaitu dengan berusaha hidup bersih dan suci, tidak tergoda bujuk rayu iblis, ditambah ucapan syukur atas segala nikmat, adalah resep ampuh untuk dekat kepada-Nya. Dan bila manusia telah dekat kepada Allah, maka segala yang bersifat menjauhkan kepada-Nya akan tersingkir dengan sendirinya.
-----------------
Diambil dari buletin Al-Qalam, terbitan Pesantren Hidayatullah Surabaya