SekilasInfo :.::.::.::. Rasulullah saw : "Pengobatan terbaik adalah Bekam/ Al-Hijam dan Madu :.::.::.::. Majelis Dzikir aura insani Hidayatullah :.::.::.::. Ikuti Dzikir & Doa Penyembuhan Ala Ust. Galih Gumelar, Setiap Bulan Minggu Ke-2 Di Glest Radio 774 AM -Tangerang, Jl. Utama Ujung 334 Komp. P&K Cipondoh Indah Tangerang Banten, Info: 021-5549023, 021-70522100.:::..:::.Email:galihgumelar@gmail.com :.::.::.::.

Selasa, 08 Juli 2008

MASA DEPAN ADA DI MASA LALU

Saya pernah membaca kalimat motivasi: “Your past doesn’t equal your future” atau “Masa lalu Anda tidak sama dengan masa depan Anda”. Maksud dari pernyataan ini adalah apa pun yang terjadi di masa lalu kita tidak menentukan masa depan kita.
Benarkah demikian?
Dulu saya menerima sepenuhnya pernyataan di atas. Dengan kata lain saya hakulyakin bahwa penyataan ini benar-benar benar. Namun, sekarang saya justru berpikir sebaliknya. Saat ini, saya tahu bahwa masa lalu sama dengan masa depan atau masa depan ada di masa lalu.
Nah, bingung, kan?
Kesimpulan ini saya dapatkan setelah memikirkan secara mendalam berbagai kasus yang pernah saya tangani dan juga pengalaman hidup serta perubahan yang terjadi pada begitu banyak alumnus pelatihan Supercamp Becoming a Money Magnet dan The Secret of Mindset yang saya selenggarakan.
Ceritanya begini. Jika masa lalu tidak sama dengan masa depan, lalu mengapa ada begitu banyak orang yang sulit mencapai impian mereka? Mengapa mereka, yang telah berusaha sedemikian keras alias melakukan massive action melakukan sangat banyak upaya, membaca banyak buku sukses, ikut berbagai pelatihan pengembangan diri, masih saja tetap sulit berhasil?
Sebaliknya, mengapa ada orang yang tidak perlu membaca buku, tidak usah dengar kaset motivasi, nggak pernah ke berbagai seminar, dan hanya dengan upaya yang sedikit, eh… mudah sekali mencapai sukses yang mereka inginkan.
Dari hasil perenungan saya akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa masa lalu seseorang sama dengan masa depan mereka. Jika tetap berpegang teguh pada pernyataan bahwa masa lalu tidak sama dengan masa depan maka kalimat ini perlu sedikit dimodifikasi.
Saya akhirnya menambahkannya menjadi, “Masa lalu tidak sama dengan masa depan, bila kita mengembangkan kesadaran diri untuk berpikir dan bertindak dengan prinsip kekinian.”
Lha, kamsud… eh.. maksudnya apa lagi nih?
Maksudnya begini. Dari berbagai kasus yang saya telaah, saya menemukan bahwa hampir semua tindakan kita, saat ini, dipengaruhi oleh kesimpulan akibat pembelajaran berdasar pengalaman hidup kita di masa lalu, baik itu pengalaman positif maupun pengalaman negatif. Dengan kata lain, selama kita tidak mengembangkan kesadaran diri untuk bisa berpikir dengan prinsip kekinian maka kita akan selalu beroperasi dengan “automatic pilot”. Sebenarnya di dalam pikiran kita tidak mengenal masa lalu maupun masa depan. Yang ada hanyalah masa sekarang.
Saya akan berikan contoh agar bisa lebih jelas.
Baru-baru ini saya menangani mahasiswa dari Yogyakarta yang putus kuliah. Ia bercerita bahwa ia tidak bisa berbicara di depan umum. Jika diminta bicara di depan orang banyak maka ia selalu merasa takut, tidak berdaya, jantung berdebar, muka pucat, keringat dingin, dan tidak tahu apa yang harus diucapkan.
Dari mana ia belajar respon seperti ini? Sudah tentu dari masa lalunya. Di masa lalu, saat ia masih SD ternyata ia pernah dipermalukan di depan kelas saat diminta membaca puisi. Pengalaman traumatik ini yang akhirnya membuat ia seperti sekarang ini.(Adi W Gunawan)

Tidak ada komentar: